Mengenal Musik Dari Indonesia
9 mins read

Mengenal Musik Dari Indonesia

Mengenal Musik Dari IndonesiaKarena merupakan negara dengan banyak suku dan kelompok etnis yang berbeda, Musik Indonesia (Bahasa Indonesia: Musik Indonesia ) juga sangat beragam dan Tersedia di ratusan bentuk dan gaya yang berbeda. Setiap daerah memiliki budaya dan seninya masing-masing sehingga musik tradisional juga memiliki keunikan yang berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya. Misalnya, setiap musik tradisional seringkali diiringi dengan tarian dan teaternya masing-masing.

Mengenal Musik Dari Indonesia

Mengenal Musik Dari Indonesia

theaddamsfamilymusicalstore – Dunia musik kontemporer juga banyak dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing, seperti Amerika, Inggris, Jepang, Korea, dan India. Musik Jawa, Sumatera, Bali, Flores (Kepulauan Sunda Kecil) dan pulau-pulau lainnya telah terdokumentasi dan direkam dengan baik. dan penelitian lebih lanjut juga sedang dilakukan oleh para ilmuwan Indonesia dan internasional. Musik di Indonesia sudah ada sejak catatan sejarah. Berbagai suku asli Indonesia kerap memasukkan nyanyian dan nyanyian yang diiringi alat musik ke dalam ritual mereka. Musik kontemporer Indonesia kini juga sangat populer di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei.

Secara umum, Mengenal Musik Dari Indonesia dan lagu tradisional Indonesia memadukan ritme dan harmoni yang kuat dengan Pengaruh India, Jawa, Arab, Cina, dan Melayu yang kuat. musik klasik. Pengaruhnya terlihat jelas pada musik daerah tradisional bergenre Dangdut.

Alat musik
Identitas musik Indonesia yang kita kenal sekarang dimulai ketika kebudayaan Zaman Perunggu pada abad ke-2 hingga ke-3 SM. Dalam musik tradisional suku-suku di Indonesia, alat musik perkusi sering digunakan terutama gong dan gendang (gendang). Beberapa di antaranya mengembangkan alat musik yang canggih dan khas, seperti alat musik gesek Sasando Pulau Merah, Angklung masyarakat Sunda, dan orkes gamelan Jawa dan Bali yang rumit dan canggih.

Mengenal Musik Dari Indonesia adalah rumah bagi bunyi gong. Bunyi gong adalah istilah umum untuk rangkaian gong kecil yang ujungnya lancip. Gong biasanya ditempatkan menurut ketinggiannya, dengan tonjolan menghadap ke atas, dan diikatkan pada tali yang diikatkan pada bingkai kayu rendah. Bingkainya bisa berbentuk persegi panjang atau lingkaran (yang terakhir kadang-kadang disebut “lingkaran gong”) dan memiliki satu atau dua baris gong. Mereka dimainkan oleh satu hingga empat pemusik, yang masing-masing memukul dengan dua tongkat empuk. Mereka adalah instrumen penting di banyak grup musik Indonesia seperti Gamelan, Kulintang dan Talemong.

Gamelan
Bentuk musik Indonesia yang paling populer dan terkenal mungkin adalah gamelan, serangkaian instrumen perkusi yang disetel termasuk metalofon, drum, gong dan biola jarum, serta seruling bambu. Kelompok serupa tersebar di seluruh Indonesia, Singapura dan Malaysia, namun gamelan asli Jawa, Bali dan Lombok.

Di Jawa Tengah, gamelan rumit dan disusun dengan cermat. Melodi sentral dimainkan oleh metalofon di tengah orkestra, sedangkan elaborasi dan dekorasi bagian depan melodi serta gong di belakang secara perlahan menggarisbawahi musik. Ada dua sistem penyetelan. Setiap gamelan disetel sendiri dan interval antar nada pada tangga nada bervariasi tergantung pada ansambelnya. Metalofon mencakup empat oktaf dan termasuk jenis seperti Slenthem, Demung, Saron Panerus dan Balungan.

Baca Juga : Museum Terbaik DI Rusia

Jiwa gamelan diyakini terletak pada gong besar atau gong ageng. Gong lainnya disetel untuk setiap nada tangga nada dan termasuk Ketuk, Kenong dan Kempul. Orkestra bagian depan bermacam-macam, antara lain Rebab, Suling, Siter, Bonang, dan Gambang. Paduan suara laki-laki (gerong) dan penyanyi solo perempuan (pesindhen) tersebar luas. Dengan kedatangan penjajah Belanda, dikembangkan sistem penomoran yang disebut Kepatihan untuk perekaman musik. Pada masa itu, musik dan tari terbagi dalam berbagai gaya berdasarkan keraton utama di wilayah tersebut: Surakarta, Yogyakarta, Pakualaman, dan Mangkunegaran.

Gamelan di Jawa Timur kurang terkenal dibandingkan di pulau bagian tengah atau barat. Mungkin ciri khas daerah ini adalah gendang Gamyak yang sangat besar. Di Jawa Barat, dahulunya Sunda, terdapat berbagai jenis gamelan. Gamelan Degung, Gamelan Salendro dan Tembang Sunda merupakan tiga jenis utama. Suku minoritas Osing Jawa di Jawa Timur terkenal dengan musik pergaulan di pesta pernikahan dan perayaan lainnya yang disebut gandrung, serta angklung yang dimainkan oleh anak-anak muda amatir dan sangat mirip dengan gamelan Bali.

Musik Indonesia

Di Indonesia, gamelan sering kali mengiringi tarian, pertunjukan wayang Wayang , atau ritual dan upacara. Biasanya, pemain gamelan sudah familiar dengan langkah tari dan puisi, sedangkan penari mampu bermain secara ansambel. Dalam Wayang , Dalang (dalang) harus memiliki pengetahuan yang luas tentang gamelan saat ia memberikan gagasan untuk musik. Gamelan dapat dipentaskan secara solo – dengan gaya “klenengan ” atau untuk siaran radio – dan pertunjukan konser adalah hal yang umum di konservatori seni nasional yang didirikan pada pertengahan abad ke-20.

Peranan gamelan dalam ritual begitu penting sehingga ada pepatah Jawa: “Belum resmi sampai gong digantung.” Beberapa pertunjukan dikaitkan dengan keluarga kerajaan, seperti kunjungan Sultan Yogyakarta. Beberapa gamelan dikaitkan dengan ritual tertentu, seperti Gamelan Sekaten , yang merayakan Mawlid an-Nabi (hari lahir Muhammad). Di Bali, hampir semua ritual keagamaan melibatkan pertunjukan gamelan. Gamelan juga digunakan dalam upacara gereja Katolik di Indonesia. Beberapa karya dimaksudkan untuk awal dan akhir pertunjukan atau upacara. Ketika bagian “terakhir” (seperti “Udan Mas”) dimulai, penonton mengetahui bahwa acara tersebut hampir selesai dan mulai meninggalkannya. Dipercaya juga bahwa beberapa benda memiliki kekuatan magis dan dapat digunakan untuk mengusir roh jahat.

Talempong
Talempong adalah Alat Musik Tradisional Minangkabau Sumatera Barat. Bentuknya hampir sama dengan alat musik bonang pada perangkat gamelan. Talempong ada yang terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Talempong dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat atau tongkat kayu. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian atau pertunjukan selamat datang, seperti Tari Piring khas, Tari Pasambahan, Tari Alang, Tari Suntiang Pangulu dan Tari Gelombang. Talempong biasanya dibawakan dengan iringan akordeon, sejenis organ yang dipegang dan dimainkan dengan tangan kanan pemain. Selain akordeon, alat musik seperti saluang, gandang, serunai dan alat musik tradisional Minangkabau lainnya sering dimainkan dengan talemong.

Kulintang
Kolintang atau Kulintang adalah alat musik perkusi berbahan perunggu dan kayu yang berasal dari Indonesia bagian timur dan juga Filipina. Di Indonesia, makanan ini terutama diasosiasikan dengan masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara, namun juga populer di Maluku dan Timor. Alat musiknya terdiri dari satu baris/set 5 sampai 9 buah gong bertingkat yang disusun mendatar pada suatu bingkai dan disusun menurut ketinggiannya, dengan gong yang paling bawah berada di sebelah kiri pemainnya. Alat musik gong diletakkan menghadap ke atas di atas dua senar/dawai yang sejajar di sepanjang rangka, dengan batang/batang bambu/kayu diletakkan tegak lurus dengan rangka, sehingga terciptalah satu set kulintang utuh yang disebut “Pasangan”.

Tujuan utama musik Kulintang di masyarakat adalah sebagai hiburan sosial dalam tataran profesional dan populer. Musik ini unik karena dianggap sebagai musik publik, artinya siapa pun dapat berpartisipasi. Bukan hanya para pemain saja yang bermain, masyarakat juga harus ambil bagian. Pertunjukan ini penting karena mempertemukan orang-orang dari komunitas dan daerah sekitar, membantu menyatukan komunitas yang mungkin belum pernah berinteraksi satu sama lain . Secara tradisional, ketika seniman memainkan musik kulintang, partisipasi mereka bersifat sukarela. Musisi melihat pertunjukan sebagai peluang untuk menerima pengakuan, prestise, dan rasa hormat dari komunitas dan tidak lebih. Musik kulintang berbeda dengan musik gamelan dalam banyak aspek, terutama cara gamelan memainkan melodi dalam struktur nada rangka dan interval waktu tertentu yang dirancang untuk memasukkanapa pun. instrumen. Struktur musik Kulintang sendiri lebih fleksibel dan tidak ada jeda waktu, sehingga improvisasi bisa lebih sering terjadi.

Angklung
Angklung adalah salah satu alat musik yang terbuat dari bambu yang aslinya berasal dari masyarakat Sunda di Jawa Barat. Terdiri dari tabung bambu yang dilekatkan pada rangka bambu. Tabung tersebut dibentuk untuk menghasilkan nada resonansi yang khas ketika digetarkan. Setiap angklung hanya memainkan satu nada. Alat musik bambu ini dimainkan dengan cara diguncang. Bunyi Angklung tercipta dari hentakan batang bambu. Memiliki suara khas yang bergetar dengan komposisi 2, 3 hingga 4 nada untuk setiap dimensinya.

Angklung sudah ada di Indonesia sebelum zaman Hindu. Pada masa Kerajaan Sunda (abad 12 hingga 16), angklung menjadi salah satu alat musik yang selalu digunakan dalam berbagai acara atau perayaan, khususnya acara pertanian tradisional. Pada masa itu, Angklung diartikan sebagai pemujaan terhadap “Dewi Sri”, yaitu. H. dewi padi atau dewi kesuburan untuk menerima berkah atas tanaman yang ditanamnya dan juga agar sukses dalam hidup. Selain itu, Angklung juga digunakan sebagai pemicu semangat peperangan pada masa Kerajaan Sunda.

Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik adalah bambu hitam (Awi Wulung) dan bambu Ater (Awi Temen) yang bila dikeringkan berwarna kuning keputihan. Setiap nada (laras) dihasilkan oleh bunyi tongkat bambu yang berbentuk bilah (Wilahan) untuk setiap ruas bambu dari yang kecil hingga yang besar. Setiap ukuran bambu mempunyai nada yang berbeda-beda. Pada tanggal 18 November 2010, UNESCO mendeklarasikan Angklung sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Kemanusiaan.